Hujan

Awal tahun baru, ya sekarang sudah 2022 dengan usia yang hampir berbuntut tiga. Diluar hujan, oiya malam ini malam minggu. Hujan selalu bisa ya mengantarkan pemikiran yang dalam, minggu lalu berhasil membawaku keluar dengan menembus dingin, mencari kopi. Selama diperjalanan, habis sudah mulutku merangkai puisi sambil melihat kanan dan kiri. Sepi sekali. Makin menegaskan suasana hati. Sembari bercerita, kadang rasanya sama-sama berjalan, tapi orang lain sudah sampai duluan. Oh aku lupa, dengan siapa kita berjalan ternyata memang berpengaruh ya. Harus sekali lagi beradaptasi, kenapa sih semuanya selalu soal adaptasi? Bagaimana jika tidak bisa atau sulit. Apa harus dipaksa? Atau kitanya saja yang tidak bisa? Meski aku suka aroma tubuhmu, meski aku suka selera makanamu, meski aku suka lagu yang kau putar, belum tentu kita bisa sejalan. Kukira sesimpel yang selalu ada, ternyata lebih dari itu, ya. Sulit sekali beradaptasi dengan manusia. Kalau boleh aku berharap sekali saja, mungkin aku akan berharap dipertemukan dengan orang-orang mudah, selagi ak berusaha menjadi mudah. Harapan yang lebih dalam ketimbang kebahagiaan dan cita2. Harapn yang sesungguhnya mengantarkan kepada umur panjang dalam sebuah perjalanan. Harapan yang lebih memberi nyawa pada harapan-harapn berikutnya. Ah mungkin karena terlalu lelah saja dengan manusia sulit, atau mungkin aku salah satunya. 

Comments

Popular posts from this blog

tahun yang berikutnya

berjalan bersikutan