yang seharusnya
Masih sama keadaanya,
masih duduk di kursi yang sama,
hanya menghadap berbeda,
sedikit kewalahan.
Banyak hal terjadi,
hingga nafas menjadi tergesa,
ingin menghirup satu-satu.
Seperti hendak berjalan,
namun juga berhenti bodoh di masa lalu.
Seperti hendak berhenti,
tapi memaksa dorong kedepan.
Mungkin lupa,
karena terbiasa,
terbiasa mendapatkan harapan,
dan apa yang diinginkan,
seperti menulis sendiri takdir.
Tapi tetap lupa,
harapan-harapan yang digantung beriringan,
tak menemui tempat yang sesuai.
Tak perlu akhir yang senada,
atau pilihan kata berirama,
toh aku tetap berusaha,
menempatkan harapan pada seharusnya.
terinspirasi dari: seperti takdir kita yang tulis (Nadin Amizah)
Akan ada hari, dimana semua menjadi pasti. Dan soal harapan? Itu yang membuat hidup benar2 hidup. Semangattt
ReplyDelete