Menyusuri Jalan Pulang
Sudah lama tidak bersapa dalam aksara,
memang menulis memiliki sisi yang berbeda.
Kalau katanya disetiap langkah sejauh apapun pasti perlu pulang,
maka sampaikan salamku pada setiap marka jalan yang terlihat singkat tapi memberi harapan.
Hari demi hari yang ternyata memberi langkah sejauh ini.
Sebelumnya,
terimakasih pada diriku sendiri yang terus melangkah sejauh mata memandang.
Walau langkahnya sayu, tapi tidak pernah berhenti.
Walau berjalan dengan terus bergelut antara pikiran dan hati,
nyatanya telah memberi makna sejauh ini.
Untuk setiap usaha yang terkenang,
untuk setiap harapan dan keinginan yang terkekang,
untuk setiap keinginan yang tak hentinya terus dipanjatkan,
untuk setiap kesempatan yang diharapkan.
Ikut mengiringi mengisi tahun demi tahun,
hingga mungkin bisa dibilang usia yang lebih matang.
Kalau katanya dewasa tentang kesepian,
dan aku yang belum cukup dewasa ini,
tapi sudah penuh dengan rasanya.
Oiya, soal pulang.
Jangan bilang bilang,
kalau ternyata pulang bukan lagi tentang tempat apalagi waktu,
tapi juga suasana dan hati,
ruang yang aku buat nyamanku sendiri,
lalu definisi rumahku bisa tidak hanya satu,
Tapi yang jelas tentang orang-orang hebat disekelilingku,
yang selalu kudoakan semoga Allah selalu membersamai mimpi mereka.
Terimakasih ya,
kadang ceritanya seperti patah langkah dan ingin menyerah,
padahal disini aku sungguh menghargai kehadirannya.
Di siang hari terik, 2 Juni 2021
uwawwww menyentuh sekaliii
ReplyDeletekamsahamida unnie
Delete